Dalam dunia perminyakan dan gas, banyak istilah-istilah yang belum diketahui oleh masyarakat awam. Salah satunya istilah Well Testing. Mari kita bahas lebih lanjut mengenai istilah ini.
Apa Itu Well Testing?
Well Testing atau uji sumur merupakan pelaksanaan serangkaian kegiatan akuisisi data yang direncanakan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk menambah pemahaman tentang sifat-sifat hidrokarbon di dalamnya serta memahami karakteristik reservoir bawah tanah dimana hidrokarbon terperangkap. Tes ini juga akan memberikan informasi tertentu tentang keadaan sumur yang digunakan untuk mengumpulkan data yang meliputi laju aliran volumetrik dan tekanan yang diamati di sumur terpilih. Hasil pengujian sumur seperti data laju aliran dan rasio migas, dapat mendukung alokasi sumur untuk fase produksi yang sedang berjalan. Sementara data lain seperti kemampuan reservoir akan mendukung pengelolaan reservoir.
Tujuan Well Testing
Tujuan utama dari well testing adalah untuk menentukan kemampuan suatu formasi untuk melakukan produksi. Apabila proses pengujian dilakukan dengan baik dan hasilnya dianalisa dengan baik, maka akan banyak informasi yang diperoleh. Di antara informasiinformasi tersebut yaitu permeabilitas formasi, kerusakan formasi di sekitar lubang sumur akibat bor atau pada saat melakukan produksi, serta informasi mengenai tekanan reservoir dan batas-batas reservoir. Pada dasarnya pengujian ini cukup sederhana, yaitu dengan memberikan gangguan kesetimbangan tekanan terhadap sumur yang akan dites.
Jenis-jenis Well Testing
Ada 3 jenis uji sumur (Well Test) yang biasa dilakukan di lapangan, yaitu Deliverability Testing (Uji Potensi), Drill Stem Test/DST (Uji Kandungan Lapisan), dan Pressure Transient Testing (Uji Transien).
- Deliverability Testing (Uji Potensi)
Uji Potensi ini digunakan untuk mengetahui potensi maksimal dari suatu sumur serta bagaimana kinerja aliran di reservoirnya pada kondisi yang lebih umum terjadi saat memproduksi reservoir (steady state). Oleh karena itu, diperlukan waktu yang cukup lama.
2. Drill Stem Testing/DST (Uji Kandungan Lapisan)
Uji Kandungan Lapisan merupakan sebuah pengujian produktivitas formasi saat proses pemboran masih berlangsung. Uji sumur ini dilakukan dengan cara pemboran dihentikan dan fluida formasi diproduksi melalui pipa bor. Tujuan dari DST ini adalah untuk mengetahui kandungan hidrokarbon dari suatu lapisan dan mengetahui karakteristik reservoir seperti permeabilitas, faktor skin, juga damage ratio. Drill Stem Test ini biasanya dilakukan dalam dua periode pengaliran, yaitu uji alir pertama dan kedua serta dua kali penutupan tutup pertama dan kedua.
3. Pressure Transient Testing (Uji Transient)
Uji Transien dilakukan setelah sumur diproduksi selama beberapa waktu dengan harapan sumur sudah memiliki laju yang stabil dalam memperkirakan karakteristik dan model reservoir. Oleh sebab itu, diperlukan waktu yang relatif lebih lama daripada DST. Namun, tidak terlalau lama seperti Deliverability Testing.
Demikianlah pembahasan mengenai Well Testing atau Uji Sumur. Semoga artikel ini dapat membantu pembaca memahami istilah ini. Jika anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang istilah-istilah dalam migas, silakan kunjungi website Truelogs di https://www.truelogs.co.id/.